Senin, 12 Maret 2012

# System-Level Design

System-Level Design (Pendesainan Level Sistem)
Tahap ini mencakup defisini mengenai arsitektur produk dan dekomposisi produk menjadi beberapa sub-sistem dan komponen. Keluaran yang diharapkan dari tahap ini biasanya mencakup geometric layout dari sebuah produk, spesifikasi fungsional dari masing-masing subsistem dari produk dan diagram alir proses awal untuk proses perakitan terakhir.

Design for Manufacturing
Biaya manufaktur/biaya produksi (manufacturing cost) adalah faktor kunci dari keberhasilan produk secara ekonomi. Keberhasilan secara ekonomis tergantung pada profit margin yang diperoleh pada tiap penjualan produk dan berapa banyak produk yang terjual. Karena hal tersebut, aspek yang berkaitan dengan biaya produksi dapat mempengaruhi konsep produk dan metode produksinya. Penerapan DFM yang efektif akan mendukung biaya produksi yang murah tanpa mengorbankan kualitas produk.

Tahapan Design for Manufacturing
Ada lima tahapan dalam proses Design for Manufacturing, yaitu:
1. Memperkirakan biaya manufaktur
2. Mengurangi biaya komponen (cost of components)
3. Mengurangi biaya perakitan (cost of assembly)
4. Mengurangi biaya pendukung produksi (cost of supporting production)
5. Mempertimbangkan akibat dari keputusan-keputusan DFM terhadap faktor-faktor lain.

biaya manufaktur dikategorikan sebagai berikut:
1. Component costs: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli komponen dari produk. Komponen dapat berupa komponen standar maupun komponen custom.
2. Assembly costs: Biaya yang dikeluarkan untuk merakit produk.
3. Overhead costs: Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

 Mengurangi biaya Komponen
Ada beberapa strategi untuk meminimasi biaya komponen, diantaranya dengan melakukan desain ulang komponen untuk mengurangi tahapan proses, melakukan analisis skala ekonomi, menggunakan komponen dan proses yang standar.Mengurangi Biaya Perakitan
Beberapa pendekatan untuk mengurangi biaya perakitan adalah dengan mengintegrasikan part, memaksimalkan kemudahan perakitan (maximize ease of assembly), serta mempertimbangkan customer assembly
 Mengurangi Biaya Pendukung Produksi
Salah satu aspek yang penting dari DFM adalah mengantisipasi kemungkinan kesalahan produksi. Strategi ini disebut dengan error proofing. Salah satu jenis kesalahan adalah yang disebabkan karena part-part yang sedikt berbeda: sedikit berbeda ukuran, mirror image, ataupun part yang memiliki sedikit perbedaan pada komposisi material. Pendekatan untuk menghindari kesalahan produksi adalah dengan menghilangkan perbedaan atau dengan memberi identitas kepada part-part tersebut. Mempertimbangkan akibat dari keputusan-keputusan DFM terhadap faktor-faktor lain
Meminimasi biaya produksi bukan satu-satunya tujuan dari proses pengembangan produk. Faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan adalah pengaruh DFM terhadap waktu dan biaya pengembangan produk, serta kualitas produk.

# DETAIL DESIGN



Detail Design
Tahap ini intinya menjelaskan mengenai bagaimana konsep produk dibuat menjadi detail rancangan gambar atau desain gambar beserta spesifikasinya. Untuk tahap ini akan secara detail dijelaskan pada bab Industrial Design dan Design for Manufacturing.

Industrial design
Menurut Industrial Designers Society of America (IDSA) industrial design adalah aktifitas profesional untuk menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang akan mengoptimalkan fungsi, value, dan penampilan produk dan sistem untuk keuntungan pengguna dan pembuat produk [1]. Pada praktiknya, industrial designer memfokuskan perhatiannya pada bentuk (form) dan interaksi pengguna (user interaction) produk. Dreyfuss [2] memaparkan bahwa ada lima tujuan utama yang dapat didukung oleh industrial designer ketika mengembangkan produk baru:
1. Utility: interaksi produk dengan manusia harus aman, mudah digunakan, dan intuitif. Setiap fitur harus memiliki bentuk yang dapat mengomunikasikan fungsinya.
2. Appearance: Bentuk, proporsi, dan warna digunakan agar secara keseluruhan produk menjadi menyenangkan.
3. Ease of maintenance: Produk harus didesain agar dapat mengomunikasikan bagaimana cara perawata dan perbaikannya.
4. Low cost: Bentuk dan fitur memiliki pengaruh yang besar terhadap peralatan produksi, hal ini harus dipertimbangkan.
5. Communication: Desain produk harus mengomunikasikan filosofi desain dan misi perusahaan melalui kualitas visual produk.

Tahapan Proses Industrial design
Proses ID dapat dijabarkan dalam tahap-tahap berikut:
1. Identifikasi Kebutuhan Konsumen: karena industrial designer memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisis aspek interaksi pengguna, maka keterlibatan ID dalam mengidentifikasi kebutuhan konsumen merupakan hal yang penting.
2. Konseptualisasi: ID dapat terlibat dalam mengonsep produk.
3. Preliminary Refinement: pada tahap ini desainer akan membuat model yang akan dianalisis oleh industrial designer, engineer, personel pemasaran dan konsumen potensial dengan menyentuh, merasakan, dan memodifikasi model.

4. Further Refinement dan Pemilihan Konsep Final
Setelah analisis lebih lanjut, maka dipilih konsep akhir produk. Sebelum memilih konsep produk biasanya dibuat hard model, yaitu model yang berupa replika dari produk asli hanya saja belum berfungsi secara teknis.
5. Control drawing or Model

Industrial designer menyelesaikan tahapan pengembangannya dengan membuat control drawing atau control model. Control drawing/model mendokumentasikan fungsi, fitur, ukuran-ukuran, warna, surface finishes. Biasanya dokumen ini diberikan kepada engineer untuk mendesain part secar detail.
6. Koordinasi dengan Engineering, Manufacturing, dan Vendor Eksternal

Untuk menghasilkan rancangan produk yang komprehensif, maka diperlukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan produk.