System-Level Design (Pendesainan Level Sistem)
Tahap ini mencakup defisini mengenai arsitektur produk dan dekomposisi produk menjadi beberapa sub-sistem dan komponen. Keluaran yang diharapkan dari tahap ini biasanya mencakup geometric layout dari sebuah produk, spesifikasi fungsional dari masing-masing subsistem dari produk dan diagram alir proses awal untuk proses perakitan terakhir.
Design for Manufacturing
Biaya manufaktur/biaya produksi (manufacturing cost) adalah faktor kunci dari keberhasilan produk secara ekonomi. Keberhasilan secara ekonomis tergantung pada profit margin yang diperoleh pada tiap penjualan produk dan berapa banyak produk yang terjual. Karena hal tersebut, aspek yang berkaitan dengan biaya produksi dapat mempengaruhi konsep produk dan metode produksinya. Penerapan DFM yang efektif akan mendukung biaya produksi yang murah tanpa mengorbankan kualitas produk.
Tahapan Design for Manufacturing
Ada lima tahapan dalam proses Design for Manufacturing, yaitu:
1. Memperkirakan biaya manufaktur
2. Mengurangi biaya komponen (cost of components)
3. Mengurangi biaya perakitan (cost of assembly)
4. Mengurangi biaya pendukung produksi (cost of supporting production)
5. Mempertimbangkan akibat dari keputusan-keputusan DFM terhadap faktor-faktor lain.
biaya manufaktur dikategorikan sebagai berikut:
1. Component costs: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli komponen dari produk. Komponen dapat berupa komponen standar maupun komponen custom.
2. Assembly costs: Biaya yang dikeluarkan untuk merakit produk.
3. Overhead costs: Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.
Mengurangi biaya Komponen
Ada beberapa strategi untuk meminimasi biaya komponen, diantaranya dengan melakukan desain ulang komponen untuk mengurangi tahapan proses, melakukan analisis skala ekonomi, menggunakan komponen dan proses yang standar.Mengurangi Biaya Perakitan
Beberapa pendekatan untuk mengurangi biaya perakitan adalah dengan mengintegrasikan part, memaksimalkan kemudahan perakitan (maximize ease of assembly), serta mempertimbangkan customer assembly
Mengurangi Biaya Pendukung Produksi
Salah satu aspek yang penting dari DFM adalah mengantisipasi kemungkinan kesalahan produksi. Strategi ini disebut dengan error proofing. Salah satu jenis kesalahan adalah yang disebabkan karena part-part yang sedikt berbeda: sedikit berbeda ukuran, mirror image, ataupun part yang memiliki sedikit perbedaan pada komposisi material. Pendekatan untuk menghindari kesalahan produksi adalah dengan menghilangkan perbedaan atau dengan memberi identitas kepada part-part tersebut. Mempertimbangkan akibat dari keputusan-keputusan DFM terhadap faktor-faktor lain
Meminimasi biaya produksi bukan satu-satunya tujuan dari proses pengembangan produk. Faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan adalah pengaruh DFM terhadap waktu dan biaya pengembangan produk, serta kualitas produk.
Senin, 12 Maret 2012
# DETAIL DESIGN
Detail Design
Tahap ini intinya menjelaskan
mengenai bagaimana konsep produk dibuat menjadi detail rancangan gambar atau
desain gambar beserta spesifikasinya. Untuk tahap ini akan secara detail
dijelaskan pada bab Industrial Design dan Design for Manufacturing.
Industrial design
Menurut Industrial Designers
Society of America (IDSA) industrial design adalah aktifitas profesional
untuk menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang akan
mengoptimalkan fungsi, value, dan penampilan produk dan sistem untuk
keuntungan pengguna dan pembuat produk [1]. Pada praktiknya, industrial
designer memfokuskan perhatiannya pada bentuk (form) dan interaksi pengguna
(user interaction) produk. Dreyfuss [2] memaparkan bahwa ada lima tujuan utama
yang dapat didukung oleh industrial designer ketika mengembangkan produk
baru:
1.
Utility: interaksi produk dengan manusia harus aman, mudah digunakan,
dan intuitif. Setiap fitur harus memiliki bentuk yang dapat mengomunikasikan
fungsinya.
2.
Appearance: Bentuk, proporsi, dan warna digunakan agar secara
keseluruhan produk menjadi menyenangkan.
3.
Ease of maintenance: Produk harus didesain agar dapat mengomunikasikan
bagaimana cara perawata dan perbaikannya.
4.
Low cost: Bentuk dan fitur memiliki pengaruh yang besar terhadap
peralatan produksi, hal ini harus dipertimbangkan.
5. Communication: Desain
produk harus mengomunikasikan filosofi desain dan misi perusahaan melalui
kualitas visual produk.
Tahapan Proses Industrial
design
Proses ID dapat dijabarkan
dalam tahap-tahap berikut:
1.
Identifikasi Kebutuhan Konsumen: karena industrial designer memiliki
kemampuan yang baik dalam menganalisis aspek interaksi pengguna, maka
keterlibatan ID dalam mengidentifikasi kebutuhan konsumen merupakan hal yang
penting.
2.
Konseptualisasi: ID dapat terlibat dalam mengonsep produk.
3. Preliminary Refinement:
pada tahap ini desainer akan membuat model yang akan dianalisis oleh industrial
designer, engineer, personel pemasaran dan konsumen potensial dengan
menyentuh, merasakan, dan memodifikasi model.
4. Further Refinement dan
Pemilihan Konsep Final
Setelah analisis lebih lanjut,
maka dipilih konsep akhir produk. Sebelum memilih konsep produk biasanya dibuat
hard model, yaitu model yang berupa replika dari produk asli hanya saja belum
berfungsi secara teknis.
5. Control drawing or
Model
Industrial designer menyelesaikan tahapan pengembangannya dengan membuat control
drawing atau control model. Control drawing/model mendokumentasikan
fungsi, fitur, ukuran-ukuran, warna, surface finishes. Biasanya dokumen ini
diberikan kepada engineer untuk mendesain part secar detail.
6. Koordinasi dengan Engineering,
Manufacturing, dan Vendor Eksternal
Untuk
menghasilkan rancangan produk yang komprehensif, maka diperlukan koordinasi
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan produk.
Langganan:
Postingan (Atom)